P3K

Ketelitian dan kewaspadaan yang tinggi dibutuhkan saat bekerja di laboratorium mengingat peralatan dan bahan yang digunakan mengandung potensi bahaya. Kecelakaan dapat terjadi kapan saja dengan berbagai akibat yang membahayakan kesehatan bahkan keselamatan pengguna laboratorium. P3K merupakan pertolongan yang diberikan segera setelah kecelakaan dengan memberikan pengobatan dan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih akurat oleh dokter ahli. Pertolongan yang diberikan bersifat sederhana dengan peralatan dasar sederhana yang langsung diberikan di tempat kejadian yaitu di laboratorium.

P3K bersifat darurat namun menuntut kecepatan dan ketepatan agar dapat menyelamatkan penderita. Selain itu, P3K berfungsi untuk mencegah bertambah parahnya luka serta komplikasi seperti kecacatan atau infeksi akibat kecelakaan. P3K juga bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan cemas serta menjaga ketenangan fisik dan mental penderita, sehingga akhirnya menunjang upaya penyembuhan.

 

Kasus Kecelakaan Laboratorium dan Tindakan Pertolongannya

  1. Pingsan (sinkop). Pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga tidak mendapatkan cukup glukosa dan oksigen. Kejadiannya dapat berlangsung mendadak, cepat atau sebelumnya korban sudah merasakan akan pingsan. Agar tubuh tetap sadar, bagian otak yang dikenal dengan sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus mendapat cukup aliran darah dan setidaknya  satu belahan otak harus berfungsi. Pada kondisi pingsan, aliran darah mengumpul dibawah tubuh sehingga hanya sedikit yang didistribusikan ke otak. Faktor-faktor yang menyebabkan pingsan antara lain adalah :
  • Over stimulus sistem saraf vagus yaitu nyeri, ketakutan, emosi kemarahan, panik, stres, dan rasa sakit yang kuat
  • Perubahan tekanan darah yang disebabkan karena terlalu lama berdiri atau aktivitas fisik yang berlebihan dan kurang istirahat
  • Anemia disebabkan karena kurangnya asupan zat besi, penyakit atau pendarahan
  • Dehidrasi disebabkan karena muntah berlebih, diare, kurang minum, keringat berlebihan dan luka bakar
  • Obat-obatan tertentu
  • Hipoglikemia disebabkan karena tidak sarapan, atau terlambat makan
  • Ketidakseimbangan elektrolit

Pertolongan yang dilakukan pada keadaan pingsan bertujuan untuk memperbaiki darah ke otak, menenangkan dan menyamankan penderita setelah sadar. Adapun tindakan yang dilakukan pada kondisi ini adalah sebagai berikut :

  • Pencegahan. Dudukan di lantai  apabila merasa akan pingsan yaitu pusing berputar, mual, keringat dingin, penglihatan kabur, dan telinga berdering. Mintalah untuk meletakan kepala diantara lutut dan menarik napas panjang (membungkuk). Apabila terdapat cedera leher, cedera kepala yang serius, cedera syaraf spinal, gangguan pernapasan, riwayat penyakit jantung, tindakan ini tidak boleh dilakukan. Apabila sudah membaik, berdiri dilakukan perlahan-lahan
  • Pertolongan. Lindungi dari bahaya dan cedera, pastikan mendapat udara segar dengan membaringkannya di tempat yang aman, teduh, dan diatas alas yang datar. Rangsang kesadaran dengan memberi wangi-wangian atau minyak gosok di depan hidung. Baringkan dengan kondisi kaki ditinggikan dan ditopang. Buka baju terutama bagian atas, kendorkan pakaian bawah, pakaian dalam yang ketat, ikat pinggang dan segala sesuatu yang menekan leher. Lap dahi dan wajah dengan air panas-dingin bergantian. Apabila muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak tersedak masuk ke paru-paru. Setelah pulih, tenangkan dan beri dukungan emosional. Dudukan secara bertahap, namun sebaiknya diberikan minum setelah benar-benar sadar untuk menghindari masuknya minuman ke saluran pernapasan
  • Segera mencari pertolongan medis. Apabila mengalami pingsan berulang, hilang kesadaran ketika duduk atau berbaring,  muntah untuk alasan yang tidak jelas, tidak segera bangun jika dirangsang dengan bau-bauan dalam waktu > 5 menit, maka segera rujuk ke saran kesehatan terdekat.

 

  1. Pendarahan. Pendarahan merupakan hilang darah dari pembuluh darah. Pendarahan lokal  perlu segera diatasi agar tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang banyak yang berujung pada syok dan terjadi kematian. Jenis pendarahan ada dua, yaitu pendarahan keluar dan pendarahan ke dalam tubuh, seperti dalam rongga dada, rongga perut, dan otak. Secara umum, pertolongan yang diberikan adalah :
  • Apabila luka tertutup pakaian, lepaskan pakaian atau digunting
  • Baringkan
  • Bagian tubuh yang berdarah ditinggikan
  • Tekan bagian yang berdarah dengan kassa steril, gunakan jari atau telapak tangan, dapat pula dua jari tangan jika luka cukup lebar
  • Pembuluh nadi yang terletak antara tempat pendarahan dengan jantung ditekan
  • Luka dibersihkan, dibalut jangan terlalu keras, supaya tidak menghambat sirkulasi
  • Korban dibawa kerumah sakit

 

  1. Luka.  Luka merupakan keadaan dimana terjadi kerusakan dalam kontinuitas kulit dan jaringan bawah kulit (terbuka) atau apabila terputusnya kontinuitas kulit dibawah kulit saja, kulit tetap utuh/intak dinamakan luka tertutup. Berikut jenis luka dan perawatannya :
  • Luka lecet. Pertolongan yang diberikan adalah dengan membersihkan luka menggunakan air dingin atau air hangat, mengalir dan tidak dicelupkan. Penambahan antiseptik dapat membantu membersihkan luka. Luka yang sudah dibersihkan diberi betadin, kemudian ditutup dengan kasa steril dan diplester atau dibalut. Apabila luka cukup lebar dan terbuka, lakukan disinfeksi dengan meletakkan kasa steril di tengah luka sebelum luka dibasuh dengan air sabun dan dicuci dengan antiseptik. Setelah kasa diambil, luka disiram kembali dengan air bersih dan kotoran yang masih tertinggal diambil dengan pinset steril. Luka kemudian ditutup dengan kain steril yang sudah diberi salep antibiotik (sofratulle) kemudian diatasnya diberi kasa steril tebal dan dibalutkan
  • Luka iris. Luka iris diakibatkan karena benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Luka iris yang pendek dan dangkal, dibersihkan dengan air matang bersih, diberi antiseptik, dirapatkan dan dibalut atau ditutup dengan plester atau kain kasa yang bersih. Luka iris yang dalam dan panjang, dibersihkan dan ditutup dengan kain kasa steril, korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit
  • Luka tusuk. Luka tusuk disebabkan oleh benda berujung runcing sperti paku, jarum atau tertikam. Luka dibersihkan, ditutup kemudian dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan suntikan anti tetanus
  • Luka memar. Luka memar merupakan luka tertutup dimana terjadi kerusakan jaringan dibawah kulit disertai pendarahan yang tampak kebiruan dari luar. Penanganannya dengan kompres air hangat-dingin bergantian, dan meninggikan bagian yang luka. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir luka yang disebabkan karena terbentur atau tertumbuk adalah dengan meletakan alat yang membahayakan pada tempat yang aman, kemudian jelaskan K3 meliputi potensi bahaya dan cara penanggulangannya oleh laboran.
  • Luka Bakar. Luka bakar dapat disebabkan karena api, uap panas, dan benda panas baik berupa cairan, padatan, sengatan listrik dan bahan kimia. Pertolongan yang diberikan untuk mengatasi luka bakar haruslah tepat. Berikut tingkatan luka bakar : Luka bakar ringan, yaitu luka bakar yang hanya mengenai lapisan luar kulit kurang dari 20% luas permukaan tubuh. Tanda luka bakar ringan adalah kulit memerah, sedikit bengkak-lunak, nyeri tekan dan sakit. Luka bakar sedang, yaitu luka bakar yang merusak setengah ketebalan kulit dan kurang dari 50% luas permukaan tubuh. Tanda luka bakar sedang yaitu kulit berwarna merah, melepuh dan bengkak berisi cairan serta kulitnya kasar dan nyeri hebat. Luka bakar berat, yaitu luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit termasuk lapisan germinal di bawah kulit, serta mengenai syaraf, otot dan lemak. Kulit tampak pucat seperti lilin atau terkadang hangus, tidak akan terasa nyeri karena syaraf sudah rusak. Penanganan terhadap luka bakar  yang harus dilakukan adalah :
    • Luka bakar ringan, dinginkan bagian tubuh yang terkena dengan menyiram menggunakan air bersih dingin dan mengalir (bukan air es) hingga berkurang rasa sakitnya
    • Luka bakar sedang, lepuh tidak boleh dipecahkan, jika pecah bersihkan dan tutup dengan salep luka bakar. Luka ditutup dengan kain kasa steril.
    • Luka bakar berat, luka ditutup dengan kasa steril dan akan dibawa ke puskesmas atau rumah sakit. Dalam penanganan luka bakar, penolong sebaiknya tidak mencoba melepaskan apapun yang melekat pada luka karena bisa terjadi kerusakan lebih parah dan menyebabkan infeksi, jangan menyentuh atau mengusik luka, jangan menggunakan pasta gigi, krim atau minyak apapun pada kulit yang terbakar, jangan memecahkan lepuh (gelembung) jika tidak memiliki alat steril, dan jangan menggunakan bahan berbulu atau plester pada luka bakar.
    • Luka bakar yang disebabkan oleh bahan kimia biasanya ditandai dengan adanya nyeri hebat yang menyengat, melepuh dan kulit terkelupas. Pertolongannya segera sirami luka dengan air mengalir dalam jumlah banyak selama 20 menit dan lindungi bagian yang tidak terkena bahan kimia, lepaskan pakaian yang terkontaminasi (hati-hati jangan sampai penolong ikut terkontaminasi), menutup luka dengan kasa steril atau kain bersih dan segera mencari pertolongan medis. Jangan berusaha melepaskan apapun yang menempel pada kulit.
    • Percikan bahan kimia kuat ke dalam mata dapat menimbulkan trauma serius yang dapat menyebabkan perlukaan pada mata berujung kebutaan. Tanda-tandanya antara lain nyeri hebat pada mata, tidak bisa dibuka, merah dan bengak yang dalam dan disekitar mata, banyak mengeluarkan air (nrocos). Pertolongan yang diberikan yaitu segera mengalirkan ai dingin ke mata yang sakit minimalnya selama 10 menit dan air harus mengaliri kedua sisi kelopak mata. Jika mata masih menutup, tarik kelopak mata kebawah dengan hati-hati jangan sampai terjadi pelengketan. Mata kemudian ditutup dengan pembalut steril yang tidak berbulu dan segera cara pertolongan medis.

 

Peralatan P3K

Berikut peralatan P3K yang umum harus ada di kotak P3K :

  1. Plester
  2. Pembalut berperekat
  3. Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
  4. Perban gulung
  5. Perban segitiga
  6. Kain kasa
  7. Pinset
  8. Gunting
  9. Peniti, dan lain-lain

 

Sumber :

Daryanto. 2007. Keselamatan dan kesehatan kerja bengkel. Jakarta : Rineka Cipta

Dasar-Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Laboratorium. Makalah. Yogyakarta : Jurdik Biologi UNY